Memulai dan memperoleh ide penelitian

By Rahmat Febrianto On Saturday, November 15, 2008 At 3:04 PM

Tanya:
Bagaimana caranya untuk memulai sebuah penelitian?

Jawab:
Sebuah penelitian didefinisikan oleh sebagian ahli ibarat membangun sebuah bangunan rumah. Misalkan saat ini rumah yang hendak dibangun itu telah terbangun pondasi dan semua tiang-tiangnya dan tembok dindingnya sedang dipasang. Sebuah penelitian bisa diibaratkan dengan sebuah batu bata yang sedang dipasang oleh seorang tukang batu. Sepotong batu bata akan diletakkan di atas batu bata yang telah dipasang sebelumnya. Batu bata yang kedua akan diletakkan di atas batu bata yang pertama; batu bata yang ketiga akan diletakkan di atas batu bata yang kedua, bukan di bawah batu bata yang kedua. Atau, batu bata yang kedua menjadi landasan bagi batu bata yang ketiga. Artinya, untuk bisa melakukan sebuah penelitian pertama anda harus tahu persis di mana orang yang terakhir telah meletakkan “batu batanya” atau anda harus tahu sampai di mana penelitian sebelumnya telah dilakukan. Setelah itu baru anda bisa melakukan penelitian dan hasilnya diletakkan di atas “batu bata” yang ada sebelumnya.





Tanya:
Apakah yang disebut dengan “reinventing the wheel” atau menciptakan kembali roda itu di dalam konteks ini?

Jawab:
Roda adalah barang yang telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu dan telah berevolusi dari hanya sebatang kayu bulat yang diletakkan di bawah sebuah benda berat yang akan dipindahkan menjadi bentuk roda yang modern sekarang ini. Selain itu, roda telah menjadi sebuah penemuan yang telah mengubah kehidupan manusia. Sehingga kalau ada orang yang tiba-tiba mengatakan dirinya menemukan roda lagi, maka anda akan bertanya-tanya dari abad mana ia datang jika tidak ingin dikatakan penjiplak atau orang gila. Dalam konteks penelitian, frasa itu bermakna bahwa jika roda telah diciptakan atau ditemukan, maka tugas selanjutnya adalah, misalnya, menyempurnakan roda tersebut dari kondisinya sekarang, atau menciptakan benda yang akan dipasangi roda, atau lainnya selain daripada menciptakan kembali roda! Demikian juga penelitian. Ibaratnya, anda tidak bisa melakukan sebuah penelitian mulai dari menciptakan “roda” hingga menghasilkan sepedanya dalam satu tahap. Masalahnya ada dua. Pertama, roda telah lama ada dan orang yang berikutnya seharusnya hanya “bertugas” menciptakan benda yang memanfaatkan roda tersebut. Jika anda menciptakan sepeda mulai dari menciptakan roda maka anda pasti menghabiskan sumber daya yang sangat besar. Kedua, alih-alih dihormati sebagai peneliti, dengan mengaku telah menciptakan sepeda dan rodanya, anda akan dituduh sebagai penjiplak karya orang. Jadi intinya, anda harus tahu di mana “batu bata” terakhir telah diletakkan orang. Tugas anda adalah menaruh batu bata yang baru di atas batu bata sebelumnya, untuk selanjutnya menjadi landasan atau pijakan bagi batu bata berikutnya.



Tanya:
Bagaimana caranya bisa tahu penelitian lain yang harus dijadikan pijakan?

Jawab:
Ada banyak cara sebenarnya. Pertama adalah dengan menelaah penelitian-penelitian yang berhubungan dengan topik yang ingin anda teliti. Agar bisa mendapatkan gambaran yang luas tentang topik itu sebaiknya anda menelaah sejauh mungkin hingga ke awal penelitian itu dilakukan. Mungkin bisa hingga ke beberapa puluh tahun yang lalu. Namun usaha ini membutuhkan “energi” yang besar dan sebaiknya hanya dilakukan oleh peneliti level yang lebih tinggi, misalnya pada level S-2 atau S-3. Kedua, anda bisa menemukan pijakan dari penelitian yang paling akhir. Sebuah penelitian yang baik biasanya memiliki sub-bagian yang berisi setidaknya satu atau dua paragraf yang menunjukkan keterbatasan penelitiannya (bukan keterbatasan si peneliti) dan saran si peneliti untuk perbaikan atau pengembangan penelitian yang ia laporkan. Dari sini peneliti setelah peneliti pertama atau peneliti sebelumnya bisa beranjak karena di dalam sub-bagian tersebut biasanya si peneliti terdahulu menunjukkan ke mana peneliti berikutnya harus mengarahkan penelitiannya. Cara ini lebih mudah dan efisien daripada cara yang pertama. Ketiga, adalah dengan melakukan replikasi penelitian lain. Penelitian yang direplikasi sebaiknya adalah penelitian yang terbaru dan diterbitkan di dalam jurnal yang terkemuka dan sebaiknya jurnal itu adalah jurnal asing. Bukan karena asing lebih baik daripada lokal, tapi agar syarat replikasi yang minimal bisa terpenuhi, yaitu sampel yang berbeda di lingkungan yang sangat berbeda, misalnya negara yang berbeda.


Tanya:
Apa yang dimaksud dengan penduplikasian atau penjiplakan?

Jawab:
Penjiplakan adalah suatu usaha yang mengakui karya orang lain sebagai seolah-olah adalah karya anda sendiri tanpa memberi kredit yang semestinya kepada pencipta atau penemunya. Misalnya, jika anda menggunakan simpulan hasil penelitian orang lain di dalam penelitian anda tapi anda tidak menunjukkan di dalam laporan bahwa pernyataan itu berasal dari hasil penelitian orang lain, maka yang anda lakukan ada penjiplakan. Contoh lain adalah jika anda membuat hipotesis hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen dan bersikap seolah-olah hubungan itu anda yang temukan atau rumuskan sendiri, sementara sebenarnya ada orang lain yang telah menemukan atau merumuskannya sebelumnya.



Tanya:
Apakah kita harus membuat kutipan atas semua fakta ilmiah yang ada? Misalnya apakah kita harus mengatakan bahwa untuk bisa meningkatkan penjualan maka perusahaan harus beriklan?

Jawab:
Jika yang anda kutip atau acu adalah fakta ilmiah, anda harus menjelaskan dari mana anda memperolehnya. Namun, ada fakta-fakta tertentu yang tidak perlu dijadikan sebagai kutipan lagi. Misalnya pernyataan di atas. Fakta yang sudah mapan (hold) dan diketahui umum (setidaknya di dalam komunitas yang sama dengan peneliti) tidak perlu dikutip lagi. Yang perlu diberikan kutipan hanya fakta-fakta spesifik yang untuk menjadi sebuah pernyataan harus melalui suatu proses penelitian dulu. Misalnya, bahwa investor bereaksi terhadap informasi aliran kas perusahaan. Jika tidak perlu melalui pembuktian ilmiah- walaupun pernyataan tersebut “berbau” ilmiah-, misalnya bahwa besaran laba ditentukan oleh besaran penjualan, anda tidak perlu memberi kutipan sehingga anda tidak perlu bersusah payah untuk mencaritahu siapa yang merumuskannya.


Tanya:
Bagaimana kalau kita tidak tahu bahwa seseorang telah menemukan sesuatu?

Jawab:
Jika itu fakta ilmiah, seharusnya anda mencaritahu siapa yang menemukan atau merumuskannya karena fakta ilmiah perlu pembuktian dan untuk itu seseorang atau sekelompok orang telah membuktikannya. Untuk bisa tahu siapa menemukan apa, anda harus menelaah artikel-artikel yang membahas topik yang berhubungan dengan hal tersebut. Anda boleh saja tidak menemukan siapa penemu awal, tapi setidaknya seseorang pernah mengutipnya di dalam penelitiannya sebelum anda. Jadi kalau suatu fakta ilmiah tidak anda ketahui siapa yang menemukannya atau merumuskannya sebaiknya anda tidak mengutipnya karena tanggung-jawab atas fakta tersebut akan beralih kepada anda jika anda tidak mencantumkan siapa nama orang yang pertama kali menemukan atau merumuskannya.


Tanya:
Apa yang dimaksud dengan pereplikasian?

Jawab:
Pereplikasian adalah sebuah penelitian yang meminjam sebagian besar struktur atau langkah-langkah sebuah penelitian lain. Dalam bentuk yang minor, pereplikasian bisa dilakukan dengan merubah populasi penelitian. Misalnya, anda mereplikasi sebuah penelitian yang dilakukan di negara Inggris ke Indonesia. Di sini anda bisa saja tidak mengubah apapun dari penelitian asing tersebut. Dari sisi bentuk, pereplikasian adalah peminjaman semua struktur penelitian terdahulu tapi dengan menambahkan sebuah variabel yang sebelumnya tidak ada di dalam penelitian itu. Atau, menggunakan model yang berbeda atau instrumen yang berbeda dengan model atau instrumen yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Tapi, apapun bentuknya, ada dua hal yang harus diingat agar tidak terjebak ke dalam penduplikasian atau plagiasi. Pertama, anda harus secara jujur mengatakan bahwa penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian lain. Kedua, alasan logis mengapa misalnya anda mereplikasi penelitian itu di Indonesia. Misalnya, apakah karakteristik populasi di Indonesia memang begitu berbeda dengan karakteristik populasi di Inggris sehingga simpulan kedua penelitian akan berbeda. Atau, apakah model yang digunakan oleh peneliti sebelumnya tidak bisa mendukung teori yang mendasari penelitiannya dan anda menduga model yang lain akan lebih baik. Ketiga, anda harus mengutip dengan benar. Ada beberapa model pengutipan yang benar yang bisa anda pilih. Salah satunya yang tersedia di internet ada di alamat: http://www.nutsandboltsguide.com/quoting.html.



for this post

Leave a Reply