Penyampelan

By Rahmat Febrianto On Saturday, November 15, 2008 At 1:21 PM

Tanya:
Mengapa kita perlu memilih sampel dari populasi dan mengapa tidak menggunakan populasi saja?


Jawab:
Sebenarnya memang menggunakan populasi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan sampel. Tapi jika populasi sangat besar, maka ada kendala biaya, sumber daya manusia, dan waktu yang harus dipertimbangkan oleh peneliti. Hanya jika populasi tidak terlalu besar, maka seluruh populasi sebaiknya digunakan. Makanya, jika populasi besar, peneliti harus mengambil sejumlah sampel.




Tanya:
Apa pula yang disebut dengan penyampelan?


Jawab:
Penyampelan adalah suatu aktivitas memilih sampel dari suatu populasi. Pemilihan sampel harus dilakukan dengan cara yang ilmiah agar bisa menjamin bahwa sampel yang diambil bisa mewakili populasi.




Tanya:
Apa ciri suatu kelompok bisa dikatakan sebagai populasi?


Jawab:
Biasanya suatu populasi memiliki distribusi normal. Distribusi normal ini jika digambarkan berupa kurva berbentuk bel, rendah di sisi kiri dan kanan dan menggunung di tengah-tengahnya. Pada kurva seperti itu ada nilai yang tertinggi dan terendah, sementara sebagian besar nilai akan mendekati titik tengah kurva.




Tanya:
Bagaimana cara memilih sampel agar bisa mewakili populasi.


Jawab:
Prinsipnya dasarnya adalah bahwa sampel jika nanti disusun kembali akan memiliki distribusi normal atau membentuk kurva berbentuk bel yang sebangun dengan kurva populasi.




Tanya:
Metoda ilmiah seperti apa saja yang bisa digunakan untuk memilih sampel?


Jawab:
Secara garis besar ada dua metoda: penyampelan probabilitas dan non-probabilitas.




Tanya:
Apakah yang dimaksud dengan penyampelan probabilitas itu dan metoda-metoda seperti apa saja yang bisa digunakan?


Jawab:
Penyampelan probabilitas adalah jika elemen-elemen di dalam populasi memiliki peluang untuk dipilih sebagai subyek di dalam sampel. Metoda penyampelan ini bisa dibagi menjadi dua menurut sifatnya: tidak berbatas (unrestricted) dan berbatas (restricted).




Tanya: Tolong jelaskan metoda yang tidak berbatas itu!


Jawab:
Metoda yang tidak berbatas ini disebut juga penyampelan acak sederhana (simple random sampling). Metoda ini memberi peluang yang sama untuk dipilih sebagai elemen di dalam sampel. Misalkan anda memiliki populasi sebanyak 1000 elemen dan anda membutuhkan sampel sebanyak 100 elemen. Jika metoda ini yang digunakan maka peneliti memilih secara acak, bisa dengan menutup mata dalam memilih atau menggunakan tabel khusus atau menggunakan komputer. Peluang setiap elemen untuk terpilih sebagai sampel pertama adalah 1/1000, sampel yang kedua 1/999, dan seterusnya.




Tanya: Apa kelemahan utama metoda yang tidak berbatas yang perlu diperhatikan oleh peneliti?


Jawab:
Metoda ini kadang-kadang tidak praktis dan mahal terutama jika populasi sangat besar. Selain itu daftar populasi yang anda peroleh mungkin saja bukan daftar paling mutakhir dari populasi sementara daftar paling mutakhir itu sendiri tidak tersedia. Bayangkan misalnya populasi tersebut adalah perusahaan-perusahaan kecil dan menengah yang anda peroleh daftarnya dari kantor perindustrian atau kantor dinas statistik yang datanya bisa saja sudah usang beberapa tahun. Ketika anda telah memutuskan mana sampel anda dan mulai mendatangi sampel tersebut di alamat yang ada di daftar, ada kemungkinan anda tidak akan mendapati sampel tersebut ada di sana atau justru tidak aktif lagi sehingga anda harus kembali memilih sampel baru.




Tanya:
Jelaskan juga bagaimana metoda yang berbatas itu!


Jawab:
Metoda ini juga disebut dengan metoda penyampelan probabilitas kompleks. Penyampelan ini adalah alternatif dari metoda penyampelan acak sederhana. Prinsip dasar dari metoda penyampelan acak ini adalah bahwa sebelum memilih sampel secara acak, anda harus memberi batasan-batasan dulu terhadap populasi. Metoda penyampelan ini bisa dibagi menjadi penyampelan sistematis (systematic sampling), penyampelan acak bertingkat (stratified random sampling), penyampelan acak bertingkat proporsional dan tidak-proporsional (proportionate and disproportionate stratified random sampling), penyampelan tandan (cluster sampling), penyampelan tandan satu tahap dan multi-tahap (single-stage and multistage cluster sampling), penyampelan wilayah (area sampling), penyampelan berganda (double sampling).




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan sistematis!


Jawab:
Metoda ini berupa pemilihan setiap elemen ke-n dari populasi dimulai dari urutan yang juga dipilih secara acak antara urutan ke-1 hingga ke-n. Misalnya anda ingin menarik 30 sampel dari 310 populasi. Untuk itu anda bisa memberi nomor setiap elemen populasi dari 1 sampai 310 dan memilih elemen kesembilan dari elemen yang pertama dipilih sebagai sampel. Sehingga, anda mulai menyampel elemen misalnya, setelah titik awal ditentukan secara acak tentunya, dari urutan 1 kemudian 10, 19, 28, 37, dan seterusnya.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda penyampelan sistematis yang perlu diperhatikan oleh peneliti?


Jawab:
Metoda ini memiliki kemungkinan bias sistematis yang terbawa ke dalam sampel. Misalnya anda ingin mengetahui tingkat stres 310 karyawan pabrik. Jika pabrik ini bekerja selama 24 jam tanpa henti dan setiap karyawan bekerja selama 8 jam, maka ada kemungkinan bahwa karyawan yang terpilih menjadi sampel berasal dari shift yang sama, misalnya shift malam saja, sementara sampel dari shift yang lain tidak terpilih. Simpulan anda tentu saja akan bias karena ada kelompok karyawan lain dengan tingkat stres yang berbeda tidak terpilih.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan acak bertingkat!


Jawab:
Metoda ini dipilih jika populasi sendiri memiliki perbedaan parameter dari variabel yang ingin diamati oleh peneliti. Misalnya, variabel yang ingin diteliti oleh peneliti adalah motivasi manajer dalam bekerja. Jika ia memilih tanpa menyadari bahwa kelas manajer yang berbeda memiliki motivasi bekerja yang berbeda, maka ia akan bias dalam memiliki sampel. Untuk itu, sebelum menyampel, ia bisa membagi kelompok karyawan menjadi, misalnya, tiga level: bawah, menengah, dan atas. Setelah semua manajer dibagi sesuai dengan levelnya, baru setelah itu anda memilihnya secara acak. Sampel juga bisa dibagi menjadi tingkat-tingkat seperti segmen pasar, umur, kelamin, dan lainnya.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda acak bertingkat yang perlu diperhatikan oleh peneliti?


Jawab:
Stratifikasi (tingkatan) sampel menjamin homogenitas di dalam masing-masing tingkat. Artinya, setiap sampel di dalam tingkatan memiliki perbedaan yang sangat kecil dibandingkan jika tidak dibagi menjadi tingkatan. Masalahnya terletak pada pertimbangan yang dijadikan dasar untuk membentuk sebuah kelompok. Peneliti harus benar-benar mempertimbangkan alasannya untuk membagi populasi menjadi kelompok-kelompok karena seharusnya setelah dibagi menjadi kelompok-kelompok perbedaan antar kelompok harus lebih besar dibandingkan dengan perbedaan di antar elemen sampel di dalam kelompok.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan acak bertingkat proporsional dan tidak-proporsional!


Jawab:
Metoda ini adalah perluasan dari metoda penyampelan acak bertingkat. Setelah populasi dibagi-bagi ke dalam berbagai tingkatan, sampel yang akan diambil dari masing-masing tingkat bisa ditentukan dengan metoda penyampelan acak sederhana atau menggunakan metoda penyampelan sistematis. Manapun dari kedua metoda penarikan sampel di atas yang dipilih oleh peneliti, penarikan bisa dilakukan secara proporsional atau tidak proporsional.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda penyampelan acak bertingkat proporsional dan tidak-proporsional yang harus diperhatikan?


Jawab:
Kelemahannya tidak terlalu besar karena metoda ini telah merupakan penyempurnaan metoda penyampelan sebelumnya. Namun, yang perlu diperhatikan adalah bahwa keputusan penggunaan metoda proporsional atau tidak-proporsional. Metoda tidak-proporsional digunakan jika beberapa kelompok terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya jumlah elemen sampel untuk karyawan berbeda jauh dengan jumlah elemen sampel untuk kelompok pekerjaan yang lain, sehingga peneliti bisa mengambil keputusan untuk mengurangi jumlah sampel kelompok pegawai. Metoda tidak proporsional juga bisa digunakan ketika peneliti mencurigai ada variabilitas yang besar di dalam kelompok tertentu. Misalnya, jika elemen sampel untuk manajemen level atas hanya dipilih dua orang saja, sementara peneliti ingin mengetahui kebutuhan pelatihan mereka, maka kedua orang yang terpilih menjadi sampel belum tentu bisa mewakili manajer level atas, yang katakan terdiri dari empat manajer fungsional: pemasaran, produksi, keuangan, dan sumber daya manusia.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan tandan!


Jawab:
Metoda ini bertolak-belakang dengan metoda penyampelan bertingkat. Pada metoda penyampelan bertingkat, heterogenitas di dalam sampel diusahakan serendah mungkin, bahkan jika mungkin tidak ada sama sekali. Misalnya, dengan membagi manajer menjadi tiga level otoritas seperti di atas. Namun, pada metoda tandan ini, anggota kelompok idealnya atau diinginkan untuk memiliki heterogenitas sedangkan antar kelompok memiliki homogenitas. Contohnya, perwira Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) ingin mengetahui perbedaan kinerja antar batalion infanteri. Masing-masing batalion memiliki anggota dengan kemampuan yang berbeda-beda dan kepangkatan yang tidak bertingkat, artinya di dalam kelompok ada heterogenitas yang tinggi. Sedangkan antar batalion memiliki homogenitas karena komposisinya akan sama. Dari masing-masing tandan ini kemudian anda bisa memilih sampel dengan menggunakan metoda penyampelan acak.


Tanya:
Apa kelemahan utama metoda penyampelan tandan ini yang harus diperhatikan?


Jawab:
Metoda ini memiliki bias yang lebih besar dan kurang bisa digeneralisasi dibandingkan dengan metoda penyampelan probabilitas lainnya karena biasanya suatu tandan di dalam konteks organisasional tidak memiliki elemen yang heterogen. Artinya, kondisi ideal bahwa harus diperoleh heterogenitas intra-tandan dan homogenitas antar-tandan jarang bisa terpenuhi.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan tandan satu tahap dan multi-tahap!


Jawab:
Metoda ini adalah perluasan dari metoda penyampelan tandan. Metoda satu tahap adalah seperti yang saya jelaskan di atas, di mana hanya ada satu kali penentuan tandan. Penyampelan tandan juga bisa dilakukan dalam beberapa tahap atau multi-tahap. Misalnya, anda ingin mengetahui pola konsumsi belajar siswa secara nasional. Penyampelan tandan bisa dilakukan pertama dengan menetapkan wilayah kota besar, kota kecil, atau pinggiran kota untuk tujuan penelitian. Tahap yang kedua masing-masing wilayah dari lokasi-lokasi ini dipilih. Tahap yang ketiga, siswa di masing-masing wilayah dipilih secara acak. Artinya, metoda penyampelan multi-tahap ini melibatkan metoda penyampelan probabilitas pada masing-masing tahap hingga anda sampai pada sampel akhir.




Tanya:
Jelaskan penyampelan wilayah!


Jawab:
Metoda ini sebenarnya mirip dengan metoda penyampelan tandan. Bedanya adalah bahwa metoda ini digunakan jika populasi tersebar di dalam wilayah-wilayah geografis seperti kota-kota, propinsi-propinsi, kecamatan-kecamatan, atau lainnya. Artinya, penyampelan ini adalah penyampelan tandan di dalam sebuah wilayah.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda wilayah yang perlu diperhatikan?


Jawab:
Kelemahan metoda ini sebenarnya tidak jauh beda dengan kelemahan metoda penyampelan tandan di atas. Di dalam sebuah wilayah sulit untuk menemukan heterogenitas antar elemen dan homogenitas antar wilayah. Kelemahan seperti ini melekat jika peneliti ingin meneliti perbedaan nilai antar wilayah.




Tanya:
Jelaskan penyampelan berganda!


Jawab:
Metoda ini baru dipilih ketika peneliti membutuhkan informasi lebih jauh dari suatu subset kelompok yang mana sebenarnya dari kelompok ini sebenarnya telah diperoleh informasi dari penelitian yang sama yang sedang dilaksanakan. Dengan kata lain, dari suatu disain penyampelan anda telah menetapkan sampel utama dan dari sampel tersebut anda telah memperoleh informasi pendahuluan, dan kemudian suatu subsampel dari sampel utama ini digunakan untuk menguji hal yang menjadi fokus penelitian secara lebih detil. Prosedur seperti ini yang disebut dengan penyampelan berganda.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda penyampelan berganda yang perlu diperhatikan?


Jawab:
Jika di dalam penelitian anda memang bermaksud untuk melakukan penyampelan secara berganda, maka anda harus bisa memastikan bahwa metoda penyampelan utama yang anda pilih akan bisa memastikan bahwa subsampel yang anda butuhkan akan terjaring melalui disain penyampelan utama yang anda pilih.




Tanya:
Apa yang dimaksud dengan penyampelan non-probabilitas dan metoda-metoda apa saja yang bisa digunakan?


Jawab:
Di dalam metoda ini elemen-elemen yang ada di dalam populasi tidak memiliki peluang yang melekat pada dirinya untuk terpilih sebagai elemen sampel. Suatu elemen populasi akan terpilih sebagai elemen sampel atas dasar diskresi peneliti bukan secara acak. Metoda-metoda yang bisa digunakan adalah penyampelan mudah-didapat (convenience sampling) dan metoda penyampelan bertujuan (purposive sampling) yang bisa dipecah lagi menjadi penyampelan berpertimbangan (judgment sampling) dan penyampelan kuota (quota sampling).




Tanya:
Jelaskan penyampelan mudah-didapat!


Jawab:
Dari namanya bisa anda simpulkan bahwa penyampelan ini berhubungan dengan pengumpulan informasi dari elemen populasi yang dengan mudah bisa didapat atau yang dengan mudah menyediakan informasi yang dibutuhkan. Contohnya, seorang peneliti ingin mengetahui produk-produk apa saja yang dibeli oleh orang-orang yang di sebuah pusat perbelanjaan. Untuk itu ia datang ke sebuah pusat perbelanjaan dan meminta agar orang-orang yang ia temui di sana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ia ajukan, baik melalui wawancara atau kuesioner. Orang-orang yang bersedia menjawab pertanyaannya kemudian menjadi sampelnya.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda penyampelan mudah-didapat yang harus diperhatikan?


Jawab:
Kelemahan utama metoda ini berhubungan dengan kelemahan yang melekat pada metoda non-probabilitas secara umum yaitu generalisasi hasil. Kelemahan kedua adalah bias penyampelan. Misalnya ketika si peneliti akan memilih seseorang sebagai sampelnya, ia mungkin akan lebih suka menanyai perempuan dibandingkan laki-laki atau lebih menyukai orang yang berbeda jenis kelamin dengannya; perempuan berusia di atas 40 tahun dibandingkan dengan di bawah 40 tahun; perempuan berpakaian santai dibandingkan dengan berpakaian formal; perempuan yang ditemani oleh suaminya dibandingkan dengan yang ditemani oleh anaknya; dan sebagainya.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan bertujuan!


Jawab:
Di dalam disain penyampelan ini, peneliti menentukan target spesifik yang ingin ia pilih. Penyampelan di sini dibatasi pada kriteria khusus dari orang atau subyek yang bisa memberikan informasi yang diinginkan, mungkin karena hanya orang atau subyek itu yang bisa memberikan informasi atau karena mereka memenuhi sejumlah kriteria yang ditetapkan oleh peneliti.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan berpertimbangan!


Jawab:
Penyampelan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa subyek tertentu adalah subyek yang terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Misalnya, anda ingin tahu apa yang dibutuhkan oleh seorang perempuan untuk bisa menjadi direktur utama di sebuah perusahaan. Untuk itu anda harus mengajukan pertanyaan kepada wanita yang saat ini atau telah pernah menduduki posisi tersebut. Contoh lain, anda ingin tahu bagaimana etos kerja karyawan level bawah jika ia dilibatkan di dalam penyusunan anggaran perusahaan. Untuk memperoleh jawaban itu anda harus mencari informasi dari karyawan level bawah yang pernah dilibatkan di dalam penyusunan anggaran perusahaan.




Tanya:
Apa kelemahan utama metoda penyampelan berpertimbangan yang harus diperhatikan?


Jawab:
Kelemahannya adalah generalisasi simpulan atau temuan karena anda menggunakan orang-orang yang secara mudah anda dapatkan sehingga kelemahan metoda penyampelan mudah-didapat juga akan melekat pada metoda ini. Kelemahan berikutnya berhubungan dengan energi yang dibutuhkan untuk menemukan dan memperoleh akses ke individu yang dianggap memiliki informasi yang diinginkan. Dari contoh di atas, anda mungkin harus menunggu cukup lama hingga bisa menemui seorang perempuan direktur utama dan anda mungkin harus menemuinya beberapa kali karena ia mungkin hanya bisa menjawab sebagian informasi anda pada pertemuan pertama.




Tanya:
Jelaskan metoda penyampelan kuota!


Jawab:
Penyampelan kuota menjamin bahwa kelompok tertentu terwakili di dalam studi melalui pengenaan kuota. Biasanya, kuota tetap untuk masing-masing sub-kelompok didasarkan pada jumlah total dari masing-masing kelompok di dalam populasi. Penyampelan ini bisa disebut juga sebagai sebuah bentuk dari penyampelan bertingkat proporsional tapi dengan dasar mudah-didapat.




Tanya:
Apa kelemahan utama penyampelan kuota yang perlu diperhatikan?


Jawab:
Kelemahan metoda ini adalah pada generalisasi hasilnya, seperti juga yang dialami oleh metoda penyampelan non-probabilitas lainnya.

for this post

Leave a Reply