Hipotesis

By Rahmat Febrianto On Saturday, November 15, 2008 At 2:47 PM

Tanya: 
Apakah semua penelitian melakukan pengujian hipotesis? 

Jawab: 
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara si peneliti tentang fenomena yang ia amati dengan menggunakan logika dan bukti empirik yang ada. Tapi menurut sebagian ahli, tidak semua penelitian memiliki hipotesis--hanya penelitian yang menguji hipotesis yang harus memiliki rumusan hipotesisnya. Sebagian penelitian adalah penelitian pendahuluan (eksploratori) yang belum pernah dilakukan oleh orang sebelum si peneliti. Sama seperti seorang penjelajah yang masuk ke suatu wilayah yang asing baginya. Karena ia yang pertama meneliti sebuah fenomena, ia barangkali hanya baru bisa mengira-ngira hubungan antar variabel dan tidak memiliki bukti empirik yang mendukung logika yang ia susun itu. Sehingga ia tidak mengajukan hipotesis tapi hanya berupa pertanyaan penelitian atau bisa juga berupa proposisi saja. 


Tanya: 
Bagaimana bunyi hipotesis itu sebaiknya? 

Jawab: 
Hipotesis sebaiknya menggambarkan jawaban sementara si peneliti. Jika penelitian itu ingin melihat hubungan antar variabel, maka bunyi hipotesis tersebut memang harus menunjukkan hubungan antar variabel tersebut. Jika penelitiannya ingin membandingkan dua subyek yang diberi perlakuan yang berbeda, maka hipotesis seharusnya menggambarkan dugaan perbedaan itu. 


Tanya: 
Bisakah anda berikan contoh bunyi hipotesis penelitian yang menggambarkan hubungan korelasional dan kausal antara dua variabel? 

Jawab: 
Misalnya seorang peneliti menduga bahwa manajer akan lebih termotivasi jika selain diberi gaji tetap dan bonus, mereka juga harus diberi saham perusahaan tempat mereka bekerja. Bunyi hipotesisnya adalah seperti berikut. “Semakin besar persentase kepemilikan saham perusahaan oleh para manajer, maka semakin tinggi motivasi mereka dalam bekerja”. Contoh lain, seorang peneliti menduga bahwa efektifitas pengawasan produksi berpengaruh terhadap produk cacat. Hipotesisnya akan berbunyi seperti ini. “Semakin efektif promosi perusahaan, maka semakin rendah produk cacat”. Seorang peneliti menduga bahwa direktur utama yang berlatar belakang pendidikan akuntansi cenderung akan mendorong perusahaan melakukan pemanajemenan laba. Hipotesisnya akan berbunyi seperti berikut. ”Ada korelasi antara latar belakang pendidikan direktur utama dengan manajemen laba”. Seorang peneliti menduga bahwa ada hubungan atau hubungan antara pengumuman penurunan suku bunga dengan indeks harga saham di bursa saham. Hipotesisnya berbunyi sebagai berikut. “Ada hubungan antara perubahan suku bunga dengan indeks saham”. 


Tanya: 
Apa perbedaan antara hipotesis penelitian kausal dengan penelitian yang korelasional? 

Jawab: 
Perhatikan kata-kata yang bergaris bawah pada keempat contoh di atas. Dua contoh yang pertama adalah contoh hubungan kausalitas sedangkan yang dua terakhir adalah contoh korelasi dua variabel. Dua hipotesis yang pertama menggunakan kata “Semakin…, maka semakin…” yang menunjukkan bahwa si peneliti memiliki dasar teoretis dari survei literaturnya bahwa kedua variabel itu memiliki korelasi dan ia bisa menduga arah hubungan kedua variabel tersebut: berbanding lurus atau berbanding terbalik. Sementara pada dua hipotesis terakhir, si peneliti hanya bisa menduga bahwa kedua variabel itu memiliki hubungan atau korelasi. Berbeda dengan yang pertama, peneliti tidak memiliki dasar teoretis yang memadai untuk menduga arah hubungan keduanya. 


Tanya: 
Manakah yang lebih baik: penelitian yang menyelidiki kausalitas dua variabel atau penelitian yang hanya meneliti korelasi antara keduanya? 

Jawab: 
Sebenarnya tidak bisa dikatakan mana jenis penelitian yang lebih baik. Tapi yang pasti adalah bahwa penelitian yang pertama (kausal) tidak bisa dilaksanakan tanpa telah dipastikannya korelasi kedua variabel melalui penelitian-penelitian atas kedua variabel tersebut. Artinya penelitian yang korelasional menjadi landasan bagi penelitian yang kausal. 


Tanya: 
Apakah yang dimaksud dengan pernyataan “jangan melakukan latihan statistika belaka saja”? 

Jawab: 
Apakah hubungan antara hubungan tinggi rumput di halaman rumah anda dengan tingkat penjualan perusahaan? Apakah hubungan antara besar kecilnya gaji dosen dengan laba perusahaan? Apakah hubungan antara datangnya musim hujan dengan indeks harga saham? Jika anda diberikan semua data variabel-variabel di atas dan mengujinya secara statistis, maka anda mungkin akan memperoleh hubungan yang positif atau negatif. Tapi apakah hasil penelitian itu didasarkan pada teori yang memadai? Jawabannya tentu saja tidak ada teori yang bisa menjelaskannya sama sekali. Bahkan logika pun tidak bisa membantu menjelaskan hubungan-hubungan kedua variabel di atas. Penelitian atas hubungan kedua variabel di atas adalah contoh latihan statistis memang bukan sebuah penelitian. Sebuah penelitian harus didasari oleh sebuah teori atau setidaknya logika yang masuk akal.

for this post

Leave a Reply