Analisis dan interpretasi hasil penelitian

By Rahmat Febrianto On Saturday, November 15, 2008 At 1:06 PM

Tanya:
Jika saya telah selesai mengolah data dan saya telah punya hasil olahan tersebut, apa yang harus saya lakukan?


Jawab:
Hasil olahan tersebut harus dianalisis dan diinterpretasikan. Pertama, anda tampilkan hasil olahan dalam bentuk statistik deskriptifnya. Semua statistik deskriptif (mean, variansi, deviasi standar, dan lain-lain yang relevan) dari semua variabel yang anda masukkan ke dalam model, anda tampilkan dalam sebuah tabel. Dari situ sebenarnya anda telah bisa memperoleh gambaran simpulan sesuai dengan hipotesis anda. Setelah itu baru anda analisis hasil uji statistik induktifnya. Cara penganalisisan ini sangat tergantung dengan model penelitian dan hipotesis yang ada nyatakan. Simpulan yang anda peroleh dari analisis ini adalah simpulan akhir anda.




Tanya:
Apakah setelah analisis itu berarti saya telah selesai meneliti?


Jawab:
Sebenarnya hasil olahan baru informasi mentah yang harus anda terjemahkan sendiri. Anda jangan hanya menyatakan bahwa, misalnya, variabel X mempengaruhi Y, tetapi anda harus bisa menjadikannya sebuah penjelasan yang ilmiah. Contoh lain, jika ternyata salah satu hipotesis tidak terbukti atau hasil uji statistiknya hanya signifikan secara parsial, maka anda harus bisa menjelaskan secara teoretis mengapa hasilnya menjadi demikian atau tidak sesuai dengan hipotesis anda. Sehingga, pembaca tidak hanya disajikan angka-angka statistik saja.




Tanya:
Apa yang dimaksud dengan “gagal menolak hipotesis” atau “gagal menerima” dan mengapa tidak disebut saja “menolak hipotesis” atau “menerima hipotesis”?


Jawab:
Pengujian yang dilakukan oleh peneliti didasarkan atas data yang diambil dari populasi melalui metoda penyampelan. Sehingga, walau bagaimanapun bagusnya metoda yang penyampelan yang dipilih, kesalahan tetap ada. Sehingga, ketika hasil olahan statistik tidak sesuai dengan hipotesis, anda tidak boleh berkata bahwa “hipotesis ditolak” karena kata-kata tersebut tidak menunjukkan bahwa si peneliti telah bersikap hati-hati dan seakan-akan ia telah mengambil dari seluruh elemen populasi atau malah bisa dikatakan arogan. Seharusnya peneliti berkata, “(dengan disain penelitian yang saya gunakan, dengan sampel yang saya pilih) saya gagal menolak hipotesis”. Pemilihan kata ini lebih bertanggungjawab secara ilmiah dibandingkan dengan kata-kata yang pertama.




Tanya:
Mengapa sebagian orang berkata, “…pengaruh variabel X signifikan terhadap variabel Y”, sementara sebagian orang yang lain berkata, “…pengaruh variabel X mempengaruhi variabel Y signifikan secara statistik”? Manakah yang lebih benar?


Jawab:
Masalah ini sama dengan masalah “hipotesis gagal diterima” atau “gagal ditolak” di atas. Seorang peneliti, ketika ia menggunakan data sampel dan melakukan uji statistik, maka simpulannya terikat dengan keterbatasan sampelnya dan uji yang ia lakukan. Anda tidak bisa berkata bahwa pengaruh X signifikan terhadap Y, karena bisa saja ada variabel lain yang berpengaruh kuat juga dan kalimat anda tadi bisa diartikan bahwa pengaruh variabel-variabel lain selain X tidak lagi signifikan. Selain itu, karena pengujian dilakukan secara statistik, maka simpulan akan terikat dengan seberapa andal alat uji tersebut.




Tanya:
Apakah yang diuji itu adalah hipotesis nol atau hipotesis alternatif?


Jawab:
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan kondisi ideal suatu hal. Sedangkan hipotesis alternatif menyatakan penyimpangan dari kondisi ideal tersebut. Misalnya, idealnya semua manusia memiliki sifat-sifat baik. Tapi ada manusia yang memiliki sifat tidak baik (premis minor). Yang pertama adalah hipotesis nol dan yang kedua adalah hipotesis alternatif. Secara logika, memastikan bahwa “ada manusia yang memiliki sifat jahat” lebih sulit dibandingkan dengan memastikan bahwa “semua manusia memiliki sifat baik”. Konsekuensinya, ketika melakukan pengujian, uji terhadap hipotesis alternatif lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan uji terhadap hipotesis nol. Makanya, di dalam ilmu sosial, termasuk ilmu bisnis, yang diuji adalah hipotesis alternatif. (Silahkan lihat lampiran 4 untuk penjelasan lain tentang pengujian hipotesis alternatif.)




Tanya:
Apakah tidak ada kemungkinan bahwa hipotesis nol juga diuji di dalam penelitian bisnis?
Jawab:
Tetap ada. Tapi yang penting diperhatikan adalah bahwa memastikan keadaan ideal memang berlaku sepanjang waktu dan untuk keseluruhan populasi lebih sulit dibandingkan dengan menemukan ada kondisi alternatif yang terjadi.

for this post

 
Blogger Miyama Taiyo Says:

saya ingin bertanya, faktor-faktor apa saja sih yang menyebabkan suatu hasil penelitian menjadi tidak signifikan ?

 

Leave a Reply