Lampiran 2-Pentingnya pengutipan secara benar

By Rahmat Febrianto On Saturday, November 15, 2008 At 12:42 PM

Mengenai pengutipan, ada sedikitnya tiga contoh kasus di dunia seni yang patut kita jadikan contoh bercermin. Baik bagi dunia seni atau dunia akademis kita di Indonesia. Kasus pertama adalah berhubungan dengan judul sebuah buku berjudul An Indecent Obsession dan nama grup band Indecent Obsession. Buku tersebut terbit pada tahun 198? ditulis oleh Colleen McCullough. Pilihan kata yang ia gunakan sama sekali diambil dari kosakata bahasa Inggris. Tiga kata yang setiap hari bisa diucapkan oleh setiap orang. Namun, ketika pada tahun 1987 muncul grup band tersebut di Australia, namanya mirip sekali dengan judul buku yang terbit beberapa tahun sebelumnya.


Selintas terasa kebetulan semata jika ada sebuah band diberi nama yang mirip dengan sebuah buku yang terbit tahun sebelumnya dan tidak patut kita menduga bahwa keduanya berhubungan. Ternyata, hal itu tidak kebetulan semata. Kala itu, band tersebut, di dalam sebuah majalah remaja Indonesia, mengaku bahwa mereka memang “meminjam” judul buku yang ditulis oleh Colleen McCullough sebelumnya. Di sini sebenarnya kita sepatutnya bertanya mengapa band tersebut harus minta izin menggunakan dua suku kata dari khazanah bahasa ibu mereka sendiri. (Sebagai perbandingan, masih ingat kasus band Dewa ketika menerbitkan lagu dengan judul "Sayap-Sayap Patah" yang sama dengan judul karya Kahlil Gibran, album "Arjuna Mencari Cinta" yang juga judul novel milik Yudhistira Massardi, dan lagu "Roman Picisan" yang juga sebuah film dengan judul yang sama dibintangi Rano Karno? Lepas dari penyelesaian masalah antara mereka, ini sebuah contoh yang bisa saling dibandingkan.)


Kasus kedua berhubungan dengan lagu Hung Up yang dirilis Madonna tahun 2005 lalu. Di dalam lagu tersebut, jelas terasa ada beat-beat disko yang sangat mirip dengan lagu ABBA: Gimme, Gimme, Gimme (A man after midnight). Lagu ABBA tersebut adalah lagu “wajib” di lantai disko pada eranya (lihat lampiran dari Kompas tanggal 24 Desember 2005 halaman 16 setelah bagian ini.) Apakah Madonna secara kebetulan memiliki inspirasi yang “kebetulan sama” dengan ABBA? Ternyata tidak. Di Kompas, ditulis bahwa Madonna mengirim utusan secara khusus ke Finlandia untuk minta izin agar beat lagu ABBA tersebut diizinkan masuk ke dalam lagu Hung Up yang sedang ia tulis. Jika mau sebenarnya Madonna bisa saja membengkokkan beat itu sedikit dan tidak harus bersusah payah meminta izin kepada ABBA. Toh, sama dengan bahasa, musik ada di dalam ranah publik, ada di dalam detak nafas kita. Madonna sebenarnya bisa saja berkilah bahwa beat itu terlintas begitu saja. (Sebagai perbandingan tentang kasus ini, bandingkan lagu Nidji "Pulang" dengan lagu Timmy T "One More Try". Saya punya link yang bisa anda gunakan untuk menunjukkan kasus ini, yaitu http://2eyes2ears.blogspot.com/2009/05/nidji-pulang-versus-timmy-t-one-more.html)  


Kasus ketiga adalah hubungan antara lagu grup band Bon Jovi berjudul It’ My Life dengan lagu Frank Sinatra berjudul My Way. Berikut ini adalah perbandingan lirik kedua lagu tersebut dan perhatikan bagian yang ditebalkan yang menunjukkan bagaimana Bon Jovi mengutip lagu Frank Sinatra. Perhatikan kata "Frankie" yang diperbesar itu mengacu kepada Frank Sinatra dan kata "I did it my way" yang berasal lagu My Way. Lirik keduanya ada di bawah ini.


It’s My Life (Bon Jovi)


This ain't a song for the broken-hearted
A silent prayer for the faith-departed
I ain't gonna be just a face in the crowd
You're gonna hear my voice
When I shout it out loud


Chorus:
It's my life
It's now or never
I ain't gonna live forever
I just want to live while I'm alive (It's my life)
My heart is like an open highway
Like Frankie said
I did it my way

I just wanna live while I'm alive
It's my life...



Kemudian coba lihat lirik lagu My Way dari Frank Sinatra ini.


My Way (Frank Sinatra)
And now, the end is near,
And so I face the final curtain.
My friends, I'll say it clear;
I'll state my case of which I'm certain.


I've lived a life that's full -
I've traveled each and every highway.
And more, much more than this,
I did it my way.

Regrets? I've had a few,
But then again, too few to mention.
I did what I had to do
And saw it through without exemption.
I planned each charted course -
Each careful step along the byway,
And more, much more than this,
I did it my way...



Ketika dulu kuliah, seorang dosen dengan sengaja menggunakan kedua lirik lagu ini sebagai contoh bagaimana pentingnya seorang akademisi mengutip tulisan (karya) orang lain dengan cara yang benar. Lepas dari alasan bahwa Bon Jovi hanya ingin mempermanis lagunya, namun apa yang mereka lakukan memberi contoh pada kita bahwa penghargaan terhadap karya cipta sangat penting. Makanya, seharusnya di dalam dunia akademis-namun tidak berarti tidak berlaku di dalam bidang lainnya tidak berlaku-penghargaan yang sama juga harus diberikan terhadap karya orang lain dengan melakukan pengutipan yang benar. Salah satu sumber yang bisa anda akses untuk mengetahui cara pengutipan yang benar misalnya adalah http://www.nutsandboltsguide.com/quoting.html.

for this post

Leave a Reply